Kabupaten Garut Terima Penghargaan Subroto 2021

Posted on October 28, 2021April 6, 2022Categories Uncategorized  Leave a comment on Kabupaten Garut Terima Penghargaan Subroto 2021

Pusdalops PB – BPBD Kabupaten Garut
Selasa, 28 Oktober 2021

(Penganugerahan Penghargaan Subroto 2021)

Garut – Bupati Garut, Rudy Gunawan menerima penghargaan Subroto Award 2021 dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk Kategori Konservasi Geologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Piagam penghargaan tersebut diserahkan secara virtual. Acara seremoni penyerahan penghargaan dibuka langsung oleh Menteri ESDM dan dihadiri para pemenang Subroto Award sektor ESDM.

Tahun 2021 merupakan tahun ke-empat dilaksanakannya pengharagaan ini. Penghargaan Subroto merupakan penghargaan tertinggi sektor energi dan sumber daya mineral, yang diberikan kepada para pemangku kepentingan yang telah melakukan kinerja terbaik dalam memajukan sektor ESDM di Indonesia. Nama Subroto diambil dari Prof. Subroto selaku Menteri Pertambangan dan Energi pada periode 1978 – 1988.

Penghargaan dilakukan pada Bidang Konservasi Geologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Konservasi geologi meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pengendalian, dan pemanfaatan obyek geologi yang bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Sedangkan, Mitigasi bencana geologi meliputi kepedulian terhadap perlindungan masyarakat dari ancaman bencana geologi, respon terhadap kecepatan layanan dan rekomendasi serta tindak lanjut Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah terhadap rekomendasi.

Penghargaan pada nomor kategori Konservasi Geologi diraih oleh Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan penghargaan pada kategori mitigasi bencana geologi diraih oleh Kabupaten Garut.

Selayang Pandang Kabupaten Garut

Posted on October 15, 2021February 27, 2023Categories Uncategorized  Leave a comment on Selayang Pandang Kabupaten Garut
Visi
  • Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera
Misi
  • Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas, dan berbudaya;
  • Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah disertai tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih;
  • Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta fungsi ruang; dan
  • Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Hallo sahabat Tangguh! Selamat datang di Infolaras BPBD Kabupaten Garut, layanan Call center 24 jam 085220611117 (WhatsApp)

VISI DAN MISI KABUPATEN GARUT

Visi
  • Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera
Misi
  • Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas, dan berbudaya;
  • Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah disertai tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih;
  • Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta fungsi ruang; dan
  • Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Sejarah Kabupaten Garut

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena sering kali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Cimanuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Geografi

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56’49 – 7 º45’00 Lintang Selatan dan 107º25’8 – 108º7’30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Batas Wilayah

  1. Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  2. Timur : Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka
  3. Selatan : Samudera Hindia
  4. Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Geologi

Indonesia terletak pada perbatasan antar 3 lempeng yang saling bertubukan sehingga menimbulkan adanya gunung api dan patahan-patahan aktif. Kabupaten Garut terletak diantara dua lempeng yang saling bertumbukan.

Berdasarkan Peta Geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tatanan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.

Geomorfologi

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
  2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan,Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[7]

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Iklim dan Cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari “klasifikasi iklim Koppen”. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500–4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun.

Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Tiongkok Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Gunung Papandayan
Gunung Guntur
Gunung Cikuray
Situ Bagendit
Previous slide
Next slide

SITUS TERKAIT

Situs Terkait

BPBD Provinsi Jawa Barat Gelar Sentra Vaksinasi di Kabupaten Garut

Posted on October 15, 2021April 6, 2022Categories UncategorizedTags   Leave a comment on BPBD Provinsi Jawa Barat Gelar Sentra Vaksinasi di Kabupaten Garut

Pusdalops PB-BPBD Kabupaten Garut

Sabtu, 24 Juli 2021

(Jadwal dan Syarat & Ketentuan Vaksinasi di Kabupaten Garut)

Bertempat di Gedung Pendopo Kabupaten Garut, BPBD Provinsi Jawa Barat gelar Sentra Vaksinasi Covid-19. program ini diselenggarakan untuk vaksinasi warga. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat guna memurut mata rantai penyebaran Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi akan dilaksanakan pada dua tahap, yaitu dosis 1 pada 25 Juli 2021 sampai dengan 24 Agustus 2021 dan dosis 2 pada 25 Agustus 2021 sampai dengan 21 September 2021. Jenis vaksin yang diberikan adalah jenis vaksin Sinovac.

Berikut merupakan syarat dan ketentuan bagi peserta vaksinasi.

1. Usia Minimal 12 tahun sampai dengan lansia.

2. Mengunduh, membuat akun, dan melakukan pengisian data di aplikasi PeduliLindungi.

3. Melakukan registrasi di www.sentravaksinjabar.id

4. Wajib membawa KTP asli dan bukti pendaftaran online.

5. Memakai masker medis dan mematuhi protokol kesehatan selama berada di lokasi sentra vaksinasi.

6. Bagi penyintas Covid-19, mendapatkan vaksinasi setelah 3 bulan sembuh.

Yuk segera daftarkan diri dan keluargamu untuk mengikuti pelaksanaan vaksinasi.

BPBD Kabupaten Garut Evakuasi Korban Tenggalam di Sungai Cimanuk

Posted on October 15, 2021April 6, 2022Categories UncategorizedTags   Leave a comment on BPBD Kabupaten Garut Evakuasi Korban Tenggalam di Sungai Cimanuk
Pusdalops PB – BPBD Kabupaten Garut
Rabu, 7 Juli 2021

Evakuasi Korban Tenggelam di Sungai Cimanuk (Dok. Pusdalops)

Garut – Petugas lakukan evakuasi jenazah di Sungai Cimanuk Kp. Pinggirsari RW 03 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Berawal dari laporan salah satu RW setempat, Indra Rahmat, sekitar kurang lebih pukul 10.00 WIB melalui telepon beliau meminta kantong mayat untuk jenazah yang ditemukan oleh warganya. Kemudian tim BPBD Kabupaten Garut menuju lokasi menggunakan kendaraan operasional roda empat dengan membawa APD dan kantong mayat.

“Setelah di lokasi kami beserta anggota Polsek Tarogong Kidul dan masyarakat setempat melihat jenazah sudah berada dipinggir sungai, anggota Polsek Tarongong Kidul langsung melakukan identifikasi. Setelah diidentifikasi, kami beserta anggota Polsek Tarogong Kidul melakukan evakuasi jenazah yang selanjutnya dibawa ke RSUD dr. Slamet untuk dilakukan autopsi” tutur Daris Hilman selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut.

Jenazah diketahui seorang perempuan bernama Syifa Nur Hidayah berumur 13 tahun asal Kp. Sukapadang RT/RW 003/003 Kelurahan Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.